Pada tanggal 25 Desember 1979, di Kampung Mangelum, Boven Digoel, Merauke. TPN/OPM merayakan Natal bersama masyarakat di kampung itu. Kolonel Yulius Goo* ditunjuk untuk memimpin ibadah perayaan tersebut.
Dalam khotbahnya, ia menyatakan:
"Tuhan itu baik dan selalu mendengar seluruh jeritan perjuangan kita, sehingga Ia mengutus Yesus sebagai seorang Pembebas manusia dari ketertindasan. Dari perjuangan kita ini juga, suatu saat akan ada masa pembebasan, sama seperti Tuhan Yesus yang lahir, membawa pembebasan itu. Penguasa yang otoriter seperti Herodes yang suka membunuh dan merampas itu, akan kaget dengan datangnya pembebasan itu. Perjuangan kita tidak akan sia-sia.
Tuhan tidak pernah membatasi bumi. Manusia yang membatasi bumi, karena kerakusan mereka, sehingga milik orang lain juga ia katakan milik saya. Allah membagi bumi dengan ras, suku, dan marga dan yang paling kecil adalah nama. Allah tidak pernah membatasi bumi dengan negara. Negara adalah buatan manusia, yang lahir dari keinginan daging.
Tuhan bersabda kuasailah bumi, bukan saling menguasai. Saat ini kita ada di medan perjuangan karena penindasan terhadap manusia dan alam serta tanah yang selama ini telah kita alami. Dan bila kita tidak berjuang untuk membebaskannya, penindasan ini akan berlanjut ke anak-anak dan cucu kita. Sehingga kita akan disebut bangsa yang bodok, primitif, terbelakang, dan tertinggal dan tidak memiliki harga diri dan martabat.
Anak cucu kita akan disiksa dan ditangkap, serta dibunuh. Karena mereka yang datang, adalah penjahat yang tahu hanya membunuh dan merampas kekayaan kita. Kita akan dimusnahkan di atas tanah leluhur kita. Mari sebelum kita menangis dan tersiksa, mari kita berjuang dan menjadi hamba yang baik dan berharga di hadapan Tuhan dengan perjuangan ini. Kita tidak boleh menjadi hamba yang malas dan mau diperbudak ditindas di tanah leluhur kita. Tuhan akan menolong kita, bila kita ada dalam kesesakan dan bila kita dihimpit dan dikejar oleh musuh kita. Sama seperti kelahiran Yesus yang datang menjelma jadi manusia untuk menanggung dosa-dosa kita, untuk membebaskan kita dari penindasan."
Karena merasa terharu, Emmanuel Obeth Nagapugulol mengatakan,
"Kolonel Yulius Goo itu pendeta walau tidak pernah sekolah di Theologia. Dia selalu berdoa dan puasa untuk kebebasan Tanah Papua dalam perjuangannya"
#sayang
____
*Sejak 1983 Kol. Yulius Goo dinyatakan hilang.
Post: Abbi Douw
No comments
Post a Comment