Dalam rentang 5 tahun terakhir terdapat sedikitnya puluhan pejabat Papua gunung ditemukan meninggal mendadak dan misterius. Kebanyakan pejabat kepala daerah tsb seperti bupati, kepala dinas dan anggota DPRD.
Banyak orang kaget atas kematian mendadak mereka. Banyak orang berspekulasi sana-sini. Ada yg bilang karena buatan, diracuni, dibunuh. Adapula yg mengatakan sudah takdir, dan waktunya sehingga dipanggil Tuhan.
Tapi, sebagai salah satu praktisi muda kesehatan yg cukup lama malang melintang di dunia pelayanan kesehatan, saya melihat ada penyebab lain yg kita tak sadari. Meski pun sadar dan tahu dianggap enteng dan remeh.
Penyebabnya adalah perubahan pola hidup dan kurangnya kesadaran para pejabat lokal setempat terhadap pentingnya peranan dan fungsi SDM dokter. Ini akibat ulah pejabat yang lebih banyak menghamburkan dana hanya utk kep. politis dan mengejar pemenuhan material bagi sikap hura-hura konsumtif. Ketimbang membiayai scr serius pendidikan kedokteran putra/i asli.
Saya melihat, kematian para pejabat Papua ada korelasi dengan minimnya tenaga dokter asli. Minimnya kesadaran pejabat bahwa tersedianya SDM dokter yg cukup dan merata menentukan angkat harapan hidup dan kualitas hidup masyarakat.
Tersedianya tenaga dokter dapat membantu peningkatan kesadaran masyarakat termasuk para pejabat sehingga sikap dan pola hidup bersih dan sehat tetap membudaya khususnya atas para pejabat itu sendiri.
Bila diamati pun, para pejabat Papua Pegunungan tengah, lebih banyak gemar hambur-hamburkan uang milyaran hanya untuk acara2 politik, keagamaan dan sosial lain. Kebih banyak melakukan pencitraan. Mereka jarang menginvesatasikan dana yg bsr bagi proses2 produksi tenaga dokter yg cukup.
Mereka lebih banyak menggunakan uang secara konsumtif utk hal2 yg hedonis, materialiatik dan memenuhi pola makan tak sehat. Mereka lbh doyan makan berlemak, instan dan lebih memilih menggunakan kendaraan dalam segala urusan. Ktimbang berjalan kaki dan berolahraga scr rutin. Bahkan usulan sy agar tiap instansi Pemerintah di Papua wajib memiliki pusat Gym pada acara seminar ttg penyakit Jantung di sasana Krida tahun 2015 lalu diabaikan
Tercipta rasa minder yg besar utk jalan kaki. Gengsi. Malu dan ada rasa tak level, tak zaman bila mereka hrz berjalan kaki. Para pejabat selalu mengekslusi diri mrk dr realitas komunitas sosial. Mereka menjadi anti sosial. Mereka mnjd org2 yg berada di tengah kerumunan lingkungan masyarakat tp jarang bersentuhan dgn tanah dan masyarakat karena super sibuk dll.
Akibatnya mrk banyak yg meninggal mendadak. Kematian mendadak biasanya disebabkan oleh serangan jantung. Serangan Jantung karena perubahan pola hidup dan pola konsumsi adalah etiologi dominan dewasa ini.
Catatan bagi para pejabat, kurangi hidup mewah, makan berlemak dan olahragalah bila ingin umur panjang. Kurangi kebiasaan hidup enak diatas kendaraan, ac dan makanan enak. Sebab semua itu tidak akan membuat hidup anda aman dan akan melindungi sel dan jaringan dan organ tubuh anda.
Semua kenikmatan itu hanya akan membuat psikologis dan indera pengecapan anda puas dan enak. Tetapi hanya akan membuat sel, jaringan dan organ tubuh anda menderita. Kelebihan dan surplus kekayaan, anda donasikan utk kaum papa, anak2 jalanan, anak2 aibon, anak2 panji asuhan, kaum kelas pekerja, pelajar, mahasiswa, para janda duda, abang ojek dan petani miskin yg sangat membutuhkan uluran tangan anda.
Terlebih bila anda seorang kepala daerah buatlah terobosan dengan cetak 1000 dokter umum dan 100 dokter spesialis agar dapat menjamin kualitas hidup masyarakat termasuk anda sendiri. Percuma tumpuk harta bila kelak ketika sakit harta itu akan mjd absurd dan tdk akan menyelamatkan nyawa anda. Atau lari berobat ke Singapura seakan trada jaminan kualitas yankes yang baik, yang anda bangun selama menjadi pejabat di tanah ini.
Waa... waa... waa....
----------
Kota Dingin, 6 November 2023
Penulis adalah Aktivis dan pemerhati kesehatan Papua
No comments
Post a Comment